3 Jenis Mobil Ramah Lingkungan, Apa Saja Bedanya?
Teknologi mobil yang termasuk ramah lingkungan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid¸ serta Plug-in Hybrid (PHEV). Lalu apa bedanya?
Seiring dengan meningkatnya tren mobil listrik pada saat ini tidak terlepas dari daya tarik yang dimilikinya. Kendaraan listrik selain terkenal dengan kendaraan ramah lingkungan, tetapi juga memiliki sejumlah daya tarik lain, yaitu mulai dari fitur, desain, jenis, hingga sejumlah dukungan pemerintah dalam mendorong investasi mobil listrik di Indonesia.
Saat ini kendaraan ramah lingkungan menjadi ramai diberitakan setelah Pemerintah Indonesia akan mempercepat pengembangan kendaraan listrik. Bahkan pada saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mendorong percepatan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Berbagai macam kendaraan listrik ditawarkan produsen otomotif, ada yang murni listrik, namun ada juga yang hybrid.
Walaupun sama-sama ramah lingkungan, tapi ada tiga kategori kendaraan listrik yang saat ini beredar teman-teman.
Seperti yang kita bahas di awal tadi, mobil ramah lingkungan terbagi menjadi tiga jenis Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid¸ serta Plug-in Hybrid (PHEV). Berikut ini tiga jenis kendaraan ramah lingkungan:
1. Mobil listrik baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle)
Mobil listrik baterai atau BEV adalah teknologi kendaraan ramah lingkungan yang paling ideal untuk mengurangi emisi gas. Karena berbeda dengan sistem hybrid, seluruh pacu mobil menggunakan tenaga dari baterai kendaraan itu sendiri.
BEV juga merupakan mobil listrik yang menggunakan mesin bertenaga baterai yang dayanya bisa diisi ulang atau di charge di rumah ataupun stasiun pengisian baterai publik. Jenis mobil ini memiliki nol emisi karena tidak memiliki knalpot, sehingga suara mesinnya pun nyaris tidak ada.
Karena tidak ada pembakaran BBM maka mobil listrik ini tidak mengeluarkan emisi gas buang sama sekali. Namun perlu diingat bahwa konsumsi tenaga baterai bergantung pada pola berkendara, yaitu semakin tinggi kecepatan mobil, semakin boros baterainya.
Walaupun bebas emisi, kekurangan dari mobil listrik saat ini adalah infrastruktur yang masih kurang memadai. Untuk stasiun pengisian baterainya terbatas pada kota-kota besar atau menggunakan charger pribadi.
Sementara kendaraan BEV ini memiliki kapasitas sekitar 28,9-200 kWh dengan jarak tempuh mencapai 177-400 km.
2. Mobil teknologi Hybrid
Teknologi hybrid merupakan usaha atau inovasi awal dalam mengurangi emisi gas buang. Teknologi ini telah dijual secara komersil pada tahun 1997 melalui Toyota Prius generasi pertama.
Tidak sama dengan BEV, mobil hybrid masih menggunakan mesin pembakaran internal sebagai sumber tenaga. Hanya saja sewaktu kondisi ringan, seperti jalan di perkotaan, motor listriknya dapat mengambil alih pacu mobil.
Selain itu, baterai mobil hybrid tidak dapat diisi ulang melalui kabel charger. Input daya baterainya dilakukan melalui tenaga dari mesin atau regenerative braking.
Pada umumnya mobil hybrid memiliki kapasitas sekitar 0,6 kWh hingga 2,4 kWh dengan jarak tempuh sekitar 16-64 km sekali charge sebelum nantinya berganti ke bensin.
3. Plug-in hybrid electric vehicle (PHEV)
Mobil berteknologi plug-in hybrid atau PHEV merupakan campuran teknologi dari BEV dan mobil hybrid konvensional. Sumber tenaga mobil hanya dapat menggunakan daya dari motor listrik dan baterainya, seperti BEV. Namun PHEV masih mempunyai mesin pembakaran internal, seperti mobil hybrid.
Bedanya dengan yang lain, PHEV lebih condong ke arah mobil listrik. Menurut carsguide.com.au, mesin teknologi PHEV hanya digunakan untuk mengisi ulang baterai. Selain itu baterai mobil PHEV bisa diisi ulang dengan kabel, lain halnya dengan kendaraan hybrid.
PHEV dilaporkan memiliki kapasitas baterai 8,8 kWH hingga 42,2 kWh dan mampu jarak tempuh mencapai 16-80 km.
Jadi gimana gaes, sudah siap untuk ganti kendaraan kamu dengan kendaraan ramah lingkungan?
0 comments: